Malam ini saya tidak bisa menulis banyak. Karena jam sudah menunjukkan pukul 9.36 malam. Kepala mulai berat. Artinya, ada hak tubuh yang belum saya penuhi. Memang hari ini saya tidak tidur siang seperti biasa. Bukan karena hari yang sibuk secara fisik. Namun pikiran yang sibuk sehingga ada jiwa yang diuji disana. Seperti halnya dalam tulisan saya pada jurnal hari kelima Ramadan.
Kontan! Saya langsung kembali diuji dengan ujian yang saya tuliskan di dalam tulisan tersebut. Ya! Zaid Ziad. Mereka ujian terbesar saya sekaligus anak-anak kesayangan saya. Karena tertumpu banyak haraplah makanya terasa berat setiap ujian yang diberiNya.
Semoga saya dimampukanNya. Dan kami, seperti apa yang saya ungkap pada tulisan itu, bisa kembali berkumpul di surgaNya. Aamiin.
Batujajar, 29 April 2020
Nb. Jurnal Ramadan ini adalah catatan pribadi saya. Sebagai rekam jejak terhadap apa yang terjadi dan menarik perhatian dan pikiran saya. Jadi bukan untuk konten blog untuk meningkatkan trafik seperti tulisan-tulisan saya terdahulu. Karena blog ini akan kembali saya gunakan sebagai blog pribadi, bukan untuk tujuan pengkaryaan diri lagi.
Sesekali saya akan berbagi inspirasi. Namun lebih banyaknya renungan dan evaluasi. Karena manipulasi gambar itu sangatlah mudah. Namun jujur terhadap proses yang payah itu, tentu sangat susah.
Semoga blog ini bisa menjadi saksi sejarah dan pertanggungjawaban saya bahwa saya selalu dan selalu berusaha memberikan hak anak-anak yang tercermin dalam kegelisahan hati. Artinya, ada hati yang gundah dan otak yang selalu diasah untuk melihat masalah sebagai sumber hikmah.
Mendidik anak itu tak sekadar preparasi media ajar. Tak sekedar dokumentasi hasil belajar. Namun lebih!
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗