Sudah lama rasanya tidak menulis lepas bebas terhempas puas!!!!!! Mumpung memasuki pekan bertema di 1minggu1cerita (1m1c), maka saya membebaskan diri untuk menulis apapun sesuka hati tapi tetap sesuai tema. Bisa ga ya ....
Meskipun sampai saat tulisan ini diketik, saya belum tau akan menulis apa. Ya beginilah ciri-ciri kalimat pembuka ketika ingin menulis sesuai tema, tapi tidak memiliki ide cerita 😆✌.
Tema 1m1c pekan ke 10
Tema 1m1c kali ini adalah Romantis. Ketika membaca tema ini, saya langsung berfikir kayanya tema ini akan sangat menggetarkan jiwa para pemuda pemudi yang tengah menanti pujaan hati belahan jiwa nih. Eh tapi bukan berarti ibu-ibu muda penuh karya (plis jangan eneg ya) kaya saya ini tidak bergetar jiwanya ketika membaca kata romantis ini ya. Hanya saja saya merasa agak gimanaaa gitu kalo menceritakan hal-hal romantis terutama terkait dengan pasangan. Romantisme dengan anak? Wah semua tulisan di menu ini adalah wujud romantisme saya dengan anak-anak-anak. KLIK aja! 😆
Okeh, kembali lagi tentang kata 'romantis' yang menggetarkan jiwa para muda mudi.
Bergetar jiwa maksud saya disini yaitu seolah ada koneksi yang terjadi saat suatu kata tertentu (dalam hal ini kata 'romantis') muncul, baik dengan dilihat atau didengar. Sehingga membuat seseorang merasa 'lebih tercurah limpahkan' segalanya tatkala mendengar atau membaca kata tersebut lewat sebuah tulisan, perkataan atau perbuatan. Dengan kata lain, biasanya akan muncul ide hendak menuliskan, berbicara atau melakukan apa.
Tapi wait! Sebenarnya apa sih definisi romantis ini?
Berdasarkan baca-baca sepintas lalu ala emak-emak yang saya lalukan barusan (banget), kata romantis ini atau dalam bahasa inggris ditulis romantic berasal dari kata romance. Romance atau Romans sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk jenis karya sastra dan seni pada abad ke 17 atau 18 yang menggunakan bahasa Roman. Rumpun bahasa Roman sendiri berkembang dari bahasa latin yang sekarang bisa kita lihat di bahasa Prancis, Spanyol, Itali, Rumania dan Portugis.
Lalu apa hubungannya dengan getar-getar jiwa muda mudi?
Karena karya sastra dan seni abad ke 18 ini selalu bercerita tentang cinta dan perasaan, maka pada tahun-tahun selanjutnya, makna kata Roman pun selalu diasosiasikan pada hal-hal terkait cinta dan perasaan. Maka tak heran jika kita mendengar kata roman atau romantis, tiba-tiba hal-hal terkait percintaan muncul di otak. Karena memang definisi yang terbentuk tak jauh-jauh dari perasaan, cinta, fantasi, ataupun hal-hal yang mengasyikkan (ini kata KBBI ya).
Definisi Romantis versi Saya
Mendefinisikan kata berdasarkan apa yang kita rasa lalu dicitrakan oleh indra ataupun pikiran kita, sah-sah saja jika saya membuat definisi atau padanan kata sendiri kan? Kan ceritanya saya mau nulis bebas suka-suka 😆 #ngeles
Dalam menggunakan kata romantis, bukanlah sebuah hal aneh jika asosiasi kata romantis ini tertuju pada orang-orang terdekat yang kita cintai. Karena memang pada perjalanannya, kata romantis memang disematkan pada sebuah hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lain. Seperti yang saya sebutkan di atas, romantisme dengan pasangan atau romantisme dengan anak.
Sedangkan dalam tulisan kali ini, saya hendak mendefinisikan kata romantis sekemau saya 😅. Lalu memberikan padanan kata versi saya, dimana romantis tak hanya relasi antara manusia saja. Romantis, bisa diperluas dengan melihat getaran lain sebuah hubungan.
Selagi masih melibatkan perasaan dan cinta, maka kata romantis ini pun bebas dipadankan dengan apapun. Semisal hubungan manusia dengan pekerjaanya yang melahirkan romantisme dalam bekerja. Atau manusia dengan hobi atau perjalanan hidupnya yang melahirkan romantisme manusia dalam membersamai hobi atau hidupnya.
Menulis dan Blog
Rutinitas menulis, saya yakini memiliki romantisme tersendiri yang tercipta antara si penulis dengan karyanya. Bagaimana sebuah ide yang berseliweran di otak ditangkap lalu dituangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah karya tulis seperti yang saya lakukan saat ini.
Terkesan mudah, tapi pada kenyataannya sulit (bagi saya). Bagaimana sebuah tulisan utuh berhasil dicipta melalui teknik ketik-delete-ketik lalu baca dan kemudian berulang lagi ketik-delete-ketik. Setelah selesai pun ada proses revisi yang dilakukan jika ternyata tertangkap mata ada kata yang salah ketik atau tak enak dibaca.
Proses seperti inilah yang menurut saya menjadi hubungan romantis antara saya dengan tulisan saya. Tak peduli bagaimana hasil akhinya, kenikmatan membersamai ide dan merangkainya dalam bentuk kata lalu kalimat dan kemudian paragraf, sudah lebih dari cukup. Apresiasi pihak luar hanyalah sebatas bumbu tambahan.
Ibarat rumah tangga, orang lain akan melihat bahagia jika kita dan pasangan kita terlihat bahagia. Meskipun mereka tidak pernah tau bagaimana kenyataannya.
Menjadi tidak cukup penting bukan sebuah pandangan apresiasi pihak luar?
Tapi, ketika menulis di blog seperti yang saya lakukan saat ini adalah sebagai salah satu usaha saya meningkatkan kredibilitas misalnya, maka apresiasi itu penting.
Seperti halnya para motivator pasangan muda yang harus sangat bisa menjaga hubungan dengan pasangan untuk sebuah reputasi di mata publik. Dengan kata lain, demi karir 😁. Menulis blog pun bisa jadi demikian juga 😆.
Romantisme Menulis
Pada akhirnya, semua kembali pada niatan masing-masing hati kita. Toh tidak ada yang benar dan yang salah dalam hidup ini. Semua relatif. Meskipun kata orang-orang positivisme atau aliran seberangnya memandang orang seperti saya seperti tidak berpendirian.
Ya sudahlah ya, ga usah bahas lebih lanjut. Tulisan ini hanyalah cara saya membahagiakan diri dalam memerdekakan ide dan kata yang dirangkai dalam minggu bertema di 1m1c kali ini.
Jika ada yang bener, ambil hikmahnya. Kalo banyak ngaconya, maapin saya. Demi 1m1c, saya rela bercerita dengan sok iye kya gini 😂😂😂.
Satu hal yang benar adanya dalam tulisan ini yaitu, saya makin cinta menulis. Sungguh! AKU CINTA!!! Apalagi dengan romantisme seperti saat tulisan ini dibuat. Semakin terasa bahwa menulis itu memupuk kepekaan perasaan dan cinta. Karena dengan menulis, kemampuan membaca kita meningkat. Paling ga membaca apa yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Maklumin saya anak social science, dapetin wangsit hanya dengan melamun. Biar kaya Einstein 😎. Jenius 😆✌
Jadi deh 1 tulisan buat diposting 💅💅💅
Semoga yang baca ga nyesel terdampar disini ya 😆😆😆
THE END
Columbus, 3 Maret 2019
setuju mbak, menulis di blog itu adalah suasana romantis antara kita dengan tulisan yang kita ketik..apalagi mengetiknya penuu dengan penghayatan dan cinta hehehe
BalasHapusAaacieeee Hehehe ...
BalasHapusSetuju banget teh apalagi kalau nulisnya memang dari hati ngalir begitu aja tiba-tiba merasa intim sama kata-kata. Ehehehe
Huaa ini aku rasain juga mba. Dan bener jg ya kita hrs jaga romantisme kita dg menulis. Karena kalau melulu memuaskan pihak luar mah, malah aku dan tulisanku ga lagi intim hubungannya. Yg ada hambar, tulisan yg dihasilkan jg berasa bkn aku. Tp kalau aku menulis apa yg aku suka, beuuuhhh betah bgt nulis lama2
BalasHapusKalau temanya saya suka, biasanya gak butuh waktu lama tulisan udah selesai. Tetapi, kalau saya malas-malasan dengan temanya bisa kebalikannya :D
BalasHapusKata romantis memang identik dengan cinta-cintaan ya mbak. Kalau suami romantis, dia akan menunjukkan kasih sayang pada istrinya didepan umum lalu dikasih bunga... Itu kata orang. Namun pandangan orang berbeda2....dan saya setuju bahwa romantisme menulis di blog itu disaat kita bisa mencurahkan apa yang kita tulis sesuai angan2 dengan lancar.
BalasHapussaya merasa dekat dan intim dengan blog itu ketika ingin menulis artikel tjurhat dan hobby. Biasanya saat menulis 2 hal itu saya merasa dekaaat banget dengan si blog karena kalimat-kalimat yang keluar lancar jaya tanpa hambatan seperti jalan tol, hehehe :D
BalasHapusSaya juga agak kesulitan nih mau nulis artikel dengan tema romantis di 1m1c minggu ini, soalnya romatis kan biasanya identik dengan cinta-cintaan, nah suamiku itu oorangnya pendiam dan gak romantis sama sekali. Mudah-mudahan sebelum hari minggu udah dapat ide untuk nulis :)
BalasHapusSaya belum nulis nih tema romantis di 1m1c. Kadang keromantisan itu tidak mudah untuk dituliskan tapi akan kucoba buat makasih mbk jadi pengingat ini
BalasHapusMba, 1m1c ini apa? Senangnya jika ikut semangat menulis berdasarkan tema ya. Menulis membutuhkan sentuhan romance? Aku setuju :)
BalasHapusWriting and its all ups and downs. happy to know that you love it and you keep doing what you love. Can’t wait to read more posts
BalasHapusKalimat pembuka ini memang selalu bikin galau, kayak orang baru kenalan bingung mau ngomong apa, tapi kalau udah sampai tengah tulisan rasanya mesra banget.. mengalir teruus dan tiba-tiba aja udah lebih dari 1000 kata hahaah. romantis ala blogger sereceh itu yaa, tapi aku bahagia :)
BalasHapusAku kadang juga stagnan dan bingung mau nulis apa, biasanya sih tentang materi yang keilmuan banget. Seperti asuransi yang pemaparannya terlalu teori, bikin aku bingung apa yang akan ditulis. Beda dengan tema traveling, dari pengalaman sendiri pula, lancar deh nulisnya.
BalasHapusBtw, bener sih kalo proses nulis itu punya romantisme tersendiri, hihiii...ada sebel, ada rindu, ada galunya juga. Dan aku pun kadang melamun dulu buat dapatin judul yang pas untuk post artikel di blog
Hebatlah Mbak Merisa masih bisa menulis sakamau :) Makanay aku punya blog satu lagi buat suka-suka juga walaupun isinya mau khusus untk jalan-jalan dan kuliner.
BalasHapusAku harus belajar banyak tentang menulis nih, dari postingan di blog ini aku suka cara penurutannya gak bikin bosen.
Haduh maaf komennya jadi bukan tentang romantisme, tapi ini juga romantisme berkunjung ke teman-teman blogger untuk menjaga silaturahmi ya (maksa banget hehehe)
Keintiman menulis terjalin kalau menceritakan pengalaman pribadi kalau menurut saya. Jadi beneran curhat gtu hehe
BalasHapusJadi ingat waktu baca polling yang mendekati waktu tutup, udah malas voting karena gak bakal ngarus sama perolehan suara. Tema romantis udah melejit votersnya.. Haha
BalasHapusSaya malah belum nulis nih, ada ide tapi malasnya kebangetan, malah berharap bisa sok iye kek dirimu :D
Bicara romantis memang selalu identik dengan pasangan ya but saya setuju nih dengan pendapat mbak Merisa. Bahkan dengan pekerjaan atau hobi kita bisa membangun keromantisan. Ya seperti menulis di blog ini.
BalasHapusAuuuuooouoooo, masih Senin udah setor tulisan tema aja niih Mbak.
BalasHapusRomantis emang tak harus diartikan sempit saja yaaahh, bisa jadi luas. Kan romantis itu abstrak jadi bisalah ya kemana2, termasuk romantis dgn hasil karya tulisan kita, eeaaaa.
Puas banget ya Mbak ketika kita bisa menulis dengan proses yang romantis. Bercumbu dengan kata-kata hingga kalimat. Makanya menulis bisa bikin candu. Hehe.
BalasHapusBtw saya setuju bahwa kebenaran itu relatif. Kecuali kebenaran dari Al-Qur'an dan Hadits: mutlak :)
Jadi pengen ikutan 1M1C nya mba Risa hehehehe seru kayaknya!
BalasHapusRomantisme dalam menulis bisa aku dapat, ketika suasananya hening heheeh
tenggelam merangkai kata, lewat draft-draft yang disusun
1Minggu1 Cerita ini komunitas atau gmn ya mbak? Penasaran? Gmn cara gabungnya? hehe
BalasHapusSeru yaaa bisa dikumpulin jd tulisan organik gtu, kangen nulis2 kyk gtu.
Hmm kalau menurutku romantis itu ketika bikin kita happy dan merasa berbunga2 hehe
Keren, jadi 1 artikel hanya dengan 1 kata: Romantis. Kalau saya mendadak romantis ketika menulis novel romance hehe...
BalasHapusNgomong romantis kan emang ga selalu soal cinta cintaan ya kak... Hehehe... Keren idenya...
BalasHapusAku romantisme saat menulis ya kudu sendiri, hanya berdua sama tulisan. Kalau dilihatin malah aneh karena aku agak perasa, hahaha
BalasHapusRomantis itu bisa dari hal yang paling sederhana dan dekat sama kita
BalasHapusRomantisme is in the air... :)) Nih sama kayaknya dengan romantisme ketika membaca novel ya. Ketika kita terlarut demikian pekat di dalamnya, sehingga dunia luar bagaikan tiada. Aku seneng banget kalau pas mengalami hal ini. Namun seringnya terputus ketika ada teriakan : ibuuuu... mau maem buuuu... Segera beralih ke romantisme menemani anak makan. ;)
BalasHapusMenulis blog dengan hati itu rasanya lebih puas. Mungkin karena jadi terapi bagi jiwa rasanya lebih plong
BalasHapusKalau temanya suka biasanya gak butuh waktu lama tulisan udah selesai. Tapi klo lagi males dududu
BalasHapusRomantisme sering dikaitkan dengan hal percintaan ya, padahal bisa dalam segala aspek, baik dalam menulis maupun hubungan kekeluargaan, kalau segala sesuatu romantisme ngerjainnya pasti asyik kali ya
BalasHapusAku setuju mba, toh romantis itu gak melulu tentang aku dan kamu, tapi juga tentang persahabatan dan kepenulisan. Weheheh, terus menulis mba, aku tunggu tulisan selanjutnyaa
BalasHapuskirain cuma aku yg mengalami tulis delete tulis delete. iya juga ya romantis bgt itu prosesnya. kata2 aja kita fikirin sampe segitunya. hehe
BalasHapusKamu aja ga sampe segitunya kan aku pikirin wkwkwkwk. Dah nulis apa mak neena? Kepo aaaaah cus
HapusWow romantis versi Mbk Merisa kece juga, kalau versi aku apa ya? Kalau soal menulis yang romantis aku jarang sih, tapi lebih suka yang melow hehe..
BalasHapusHihihi jadi malu dibilang kece nih mba. Tp mmg setelah menikmati dunia tulis menulis di blog saya jdi ngerasa ada keintiman antara saya dan tulisan. Jd berasa romantis aja 😆
HapusJudulnya menarik dan menggelitik mb.. hehehe. Romantisme menulis buatku kalo kita bisa bener-bener menghadirkan hati dan enjoy dalam tiap tulisan yang kita buat. gak asal atau sekedar jadi. tapi bener-bener all out didalamnya. kusuka perasaan itu ketika muncul, tulisan jadi ada 'ruh'nya hehehe.
BalasHapusHarus menjalin hubungan romantis dengan blog sendiri sehingga akan muncul ide2 segar yg bisa tertuang, namun kenyataannya saya sendiri masih sering terkendala dgn rutinitas update artikel. Semoga mulai bulan ini bisa konsisten
BalasHapus"Tulisan ini hanyalah cara saya membahagiakan diri dalam memerdekakan ide dan kata"
BalasHapusIni keren. Dan entah kenapa, setelah selesai menulis saya juga merasa bahagia. Terlepas sedang dalam masalah-masalah tertentu.
Salam...
bagus ceritanya min . semoga sukses ya
BalasHapus