Jaman sekarang siapa sih yang ga kenal Blog. Ya, meskipun Blog sepertinya tidak setenar Vlog dikalangan anak muda jaman now, tapi Blog itu bisa dikatakan emaknya Vlog.
Tentang BLOG
Blog alias Weblog sudah sejak lama melanglang buana di dunia maya. Sebelum diakusisi oleh Google pada tahun 2002, Blog sudah beredar sejak tahun 1997 dengan nama weblog. Lalu pada tahun 1999 dipopulerkan dengan nama blog oleh Peter Merholz.
Blog sendiri digunakan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari sebagai catatan harian, hingga media untuk berdagang online atau bahkan kampanye politik. Bisa dikatakan blog adalah web pribadi yang cara membuatnya lebih mudah ketimbang membuat website.
Platform terkenal yang biasa digunakan oleh para pemulis blog pemula di Indonesia yaitu blogger dan wordpress. Selain itu ada beberapa platform lain seperti tumblr, wix dan lain-lain.
Berawal Dari Ketidakmengertian
Saya, tadinya bukan tipe orang yang melek teknologi. Kehadiran internet tak lantas membuat saya penasaran. Orang-orang heboh friendster, multiply atau apalah, saya malah tidak tertarik sama sekali. Sekali-kalinya bikin blog hanya karena tugas salah satu mata kuliah saja. Wow banget ya saya 😂.
Ketika facebook muncul, saya juga tidak sekonyong langsung membuat akun. Jujur saya tidak mengerti apa fungsi Facebook (FB) saat itu. Benar-benar ga ngerti blas 100% Sampe akhirnya saya tergoda membuat akun FB karena semua orang sudah punya akun disana. Azas ikut-ikutan banget ya.. Pelan-pelan terjerumus juga saya ke lembah per media sosialan ini😆.
Bersyukurnya, saya terjerumus ke jalan yang rada benar. FB mengawali diri saya melek internet dan teknologi. Sebagai ibu-ibu milenial, saya merasa terbantu dengan adanya kemajuan teknologi ini. Terutama ketika teknologi sudah menjadi milik bersama seperti sekarang alias internetnya gampang diakses. Sehingga apa-apa yang saya butuhkan bisa dicari tahu informasinya dengan internet.
Kalo diinget-inget zaman dulu, apa-apa yang berhubungan dengan internet pasti rada ribet karena kita harus nyalain komputer dulu, yang kadang loadingnya suka lama. Kalo ga punya komputer, terpaksa pergi ke warung internet (warnet). Sekarang? Tinggal buka smartphone, buka browser, udah deh! Berbekal paket data kita pun bisa berselancar di dunia maya menikmati kecanggihan teknologi dunia.
Motivasi NgeBLOG
Tidak mau menyia-nyiakan kemudahan ini, tanpa berfikir muluk, saya pun memberanikan diri membuat akun di salah satu hosting blog gratisan, Blogger. Motivasinya? Hanya butuh tempat buat cuap-cuap tapi ga mau nulis pake pulpen, jadilah blog sebagai jawabannya. Memanfaatkan kebiasaan menggunakan HP dalam keseharian, agar HP lebih optimal dan tepat guna, agar si smartphone benar-benar dirasakan kepintaran.
Lama kelamaan, kebiasaan cuap-cuap yang topik utamanya ini perihal pengasuhan dan anak, membuat kemampuan menulis saya sedikit terasah. Selain itu, perlahan teori-teori parenting yang dulu hanya sekedar berseliweran di otak, akhirnya bisa dituangkan dalam bentuk tulisan sederhana sebagai salah satu cara untuk mengikat ingatan dan mengasah kemampuan. Buat saya tentu hal ini sangat wow luar biasa. Karena menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) produktif menulis itu saya akui sangatlah berat tantangannya. Terutama buat para IRT yang sudah terlanjur menikmati perannya sebagai istri dan ibu di rumah dengan aktivitas khas IRT.
Menulis Blog Untuk Meliterasi Diri
Menulis pun berubah motivasi menjadi wadah literasi parenting. Tempat dimana saya mampu mengembangkan teori parenting yang sudah / belum / akan saya realisasikan dalam sebuah tulisan yang saya harapkan memiliki unsur informatifnya meskipun sekedar curahan hati belaka. Sehingga tidak hanya saya yang terlegakan melainkan juga pembaca blog saya bisa memperoleh pelajaran dari tulisan saya. Semoga.
Memang tidak semua topik tulisan saya membahas tentang parenting. Tapi bisa dikatakan nyaris sebagian besarnya adalah tentang anak, pengasuhan, dan pengalaman. Tidak ada alasan khusus kenapa saya lebih banyak menulis topik parenting ini. Barangkali karena kehidupan yang paling ngalir pengejawantahan teorinya dalam keseharian saya ya tentang parenting atau pengasuhan ini 😅. Jadi saya bisa menuliskannya dengan bebas sebagai orang awam yang tengah belajar tentang teori pengasuhan. Bukan sebagai seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan tertentu, misal seperti psikolog anak, dokter anak, tenaga pendidik atau ustadzah hehehe.
Literasi Parenting
Berbicara tentang literasi parenting, arti kata literasi sendiri memiliki makna kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (KBBI). Jika disandingkan dengan kata parenting maka arti literasi parenting adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan terkait parenting untuk memperoleh kecakapan peran.
Sederhananya, literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Sehingga penggunaan istilah literasi parenting kaitannya dengan blog, melihat blog merupakan salah satu sarana dimana aktivitas membaca dan menulis terjadi secara bersamaan. Sehingga bisa digunakan untuk meliterasi diri dalam hal ini sebagai orang tua.
Dengan demikian, blog tak hanya untuk kepentingan dokumentasi atau catatan harian pribadi, tapi bisa lebih dari itu. Yaitu menjadi tempat berbagi opini, pengalaman, tips, saran dan ajakan kebaikan terkait parenting. Lebih penting dari itu semua, literasi parenting melalui blog menggiring kita untuk jadi lebih melek teknologi dan perkembangan zaman sehingga kita bisa menyesuaikan gaya parenting kita. Tentunya kecakapan ini bisa membantu kita untuk tidak gagap mendampingi anak yang bertumbuh bersama generasi mereka yang mungkin memiliki tantangan pergaulan yang berbeda dengan generasi kita.
Karena menjadi orang tua bukanlah sebuah peran tunggal hanya sebagai orang tua saja bagi anak-anak kita, melainkan juga sebagai teman, sahabat, dan lain-lain. Sehingga meningkatkan kapasitas diri tentu perlu terus menerus kita lakukan dengan semangat Long Life Education mengingat menjadi orang tua itu merupakan peran seumur hidup. Artinya sepanjang hidup adalah untuk mendidik diri, anak, keluarga dan lingkungan. Tak hanya dengan membaca banyak hal-hal terkait pengasuhan baik secara teoritis maupun empiris, tetapi bagaimana kita mampu menuliskan kembali apa yang kita baca tersebut sehingga bisa lebih komprehensif.
Apapun itu cara yang kita tempuh untuk meningkatkan kapasitas diri, semoga kita menjadi pribadi yang tidak cepat puas atas capaian diri. Sehingga kita terus dan terus belajar tak peduli status sosial hanya sebagai IRT alias Ibu di Rumah dan di Tangga 😆, tetap semangat meliterasi diri, salah satunya dengan ngeblog 😉. Karena ngeblog tentang pengasuhan anak tidak menuntut kita jadi ahli dulu kan. Berbekal semangat berbagi pengalaman, bisa deh kita nulis blog tentang pengalaman pengasuhan anak-anak kita.
Tertarik buat ngeblog? Yuk belajar bareng 🤗 Belajar mengukir sejarah dengan kata lewat tulisan di laman blog kita. Semoga jadi amal jariyah kita.
Columbus, 23 Januari 2019
Blog alias Weblog sudah sejak lama melanglang buana di dunia maya. Sebelum diakusisi oleh Google pada tahun 2002, Blog sudah beredar sejak tahun 1997 dengan nama weblog. Lalu pada tahun 1999 dipopulerkan dengan nama blog oleh Peter Merholz.
Blog sendiri digunakan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari sebagai catatan harian, hingga media untuk berdagang online atau bahkan kampanye politik. Bisa dikatakan blog adalah web pribadi yang cara membuatnya lebih mudah ketimbang membuat website.
Platform terkenal yang biasa digunakan oleh para pemulis blog pemula di Indonesia yaitu blogger dan wordpress. Selain itu ada beberapa platform lain seperti tumblr, wix dan lain-lain.
Berawal Dari Ketidakmengertian
Saya, tadinya bukan tipe orang yang melek teknologi. Kehadiran internet tak lantas membuat saya penasaran. Orang-orang heboh friendster, multiply atau apalah, saya malah tidak tertarik sama sekali. Sekali-kalinya bikin blog hanya karena tugas salah satu mata kuliah saja. Wow banget ya saya 😂.
Ketika facebook muncul, saya juga tidak sekonyong langsung membuat akun. Jujur saya tidak mengerti apa fungsi Facebook (FB) saat itu. Benar-benar ga ngerti blas 100% Sampe akhirnya saya tergoda membuat akun FB karena semua orang sudah punya akun disana. Azas ikut-ikutan banget ya.. Pelan-pelan terjerumus juga saya ke lembah per media sosialan ini😆.
Bersyukurnya, saya terjerumus ke jalan yang rada benar. FB mengawali diri saya melek internet dan teknologi. Sebagai ibu-ibu milenial, saya merasa terbantu dengan adanya kemajuan teknologi ini. Terutama ketika teknologi sudah menjadi milik bersama seperti sekarang alias internetnya gampang diakses. Sehingga apa-apa yang saya butuhkan bisa dicari tahu informasinya dengan internet.
Kalo diinget-inget zaman dulu, apa-apa yang berhubungan dengan internet pasti rada ribet karena kita harus nyalain komputer dulu, yang kadang loadingnya suka lama. Kalo ga punya komputer, terpaksa pergi ke warung internet (warnet). Sekarang? Tinggal buka smartphone, buka browser, udah deh! Berbekal paket data kita pun bisa berselancar di dunia maya menikmati kecanggihan teknologi dunia.
Motivasi NgeBLOG
Tidak mau menyia-nyiakan kemudahan ini, tanpa berfikir muluk, saya pun memberanikan diri membuat akun di salah satu hosting blog gratisan, Blogger. Motivasinya? Hanya butuh tempat buat cuap-cuap tapi ga mau nulis pake pulpen, jadilah blog sebagai jawabannya. Memanfaatkan kebiasaan menggunakan HP dalam keseharian, agar HP lebih optimal dan tepat guna, agar si smartphone benar-benar dirasakan kepintaran.
Lama kelamaan, kebiasaan cuap-cuap yang topik utamanya ini perihal pengasuhan dan anak, membuat kemampuan menulis saya sedikit terasah. Selain itu, perlahan teori-teori parenting yang dulu hanya sekedar berseliweran di otak, akhirnya bisa dituangkan dalam bentuk tulisan sederhana sebagai salah satu cara untuk mengikat ingatan dan mengasah kemampuan. Buat saya tentu hal ini sangat wow luar biasa. Karena menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) produktif menulis itu saya akui sangatlah berat tantangannya. Terutama buat para IRT yang sudah terlanjur menikmati perannya sebagai istri dan ibu di rumah dengan aktivitas khas IRT.
Menulis Blog Untuk Meliterasi Diri
Menulis pun berubah motivasi menjadi wadah literasi parenting. Tempat dimana saya mampu mengembangkan teori parenting yang sudah / belum / akan saya realisasikan dalam sebuah tulisan yang saya harapkan memiliki unsur informatifnya meskipun sekedar curahan hati belaka. Sehingga tidak hanya saya yang terlegakan melainkan juga pembaca blog saya bisa memperoleh pelajaran dari tulisan saya. Semoga.
Memang tidak semua topik tulisan saya membahas tentang parenting. Tapi bisa dikatakan nyaris sebagian besarnya adalah tentang anak, pengasuhan, dan pengalaman. Tidak ada alasan khusus kenapa saya lebih banyak menulis topik parenting ini. Barangkali karena kehidupan yang paling ngalir pengejawantahan teorinya dalam keseharian saya ya tentang parenting atau pengasuhan ini 😅. Jadi saya bisa menuliskannya dengan bebas sebagai orang awam yang tengah belajar tentang teori pengasuhan. Bukan sebagai seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan tertentu, misal seperti psikolog anak, dokter anak, tenaga pendidik atau ustadzah hehehe.
Literasi Parenting
Berbicara tentang literasi parenting, arti kata literasi sendiri memiliki makna kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (KBBI). Jika disandingkan dengan kata parenting maka arti literasi parenting adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan terkait parenting untuk memperoleh kecakapan peran.
Sederhananya, literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Sehingga penggunaan istilah literasi parenting kaitannya dengan blog, melihat blog merupakan salah satu sarana dimana aktivitas membaca dan menulis terjadi secara bersamaan. Sehingga bisa digunakan untuk meliterasi diri dalam hal ini sebagai orang tua.
Dengan demikian, blog tak hanya untuk kepentingan dokumentasi atau catatan harian pribadi, tapi bisa lebih dari itu. Yaitu menjadi tempat berbagi opini, pengalaman, tips, saran dan ajakan kebaikan terkait parenting. Lebih penting dari itu semua, literasi parenting melalui blog menggiring kita untuk jadi lebih melek teknologi dan perkembangan zaman sehingga kita bisa menyesuaikan gaya parenting kita. Tentunya kecakapan ini bisa membantu kita untuk tidak gagap mendampingi anak yang bertumbuh bersama generasi mereka yang mungkin memiliki tantangan pergaulan yang berbeda dengan generasi kita.
Apapun itu cara yang kita tempuh untuk meningkatkan kapasitas diri, semoga kita menjadi pribadi yang tidak cepat puas atas capaian diri. Sehingga kita terus dan terus belajar tak peduli status sosial hanya sebagai IRT alias Ibu di Rumah dan di Tangga 😆, tetap semangat meliterasi diri, salah satunya dengan ngeblog 😉. Karena ngeblog tentang pengasuhan anak tidak menuntut kita jadi ahli dulu kan. Berbekal semangat berbagi pengalaman, bisa deh kita nulis blog tentang pengalaman pengasuhan anak-anak kita.
Tertarik buat ngeblog? Yuk belajar bareng 🤗 Belajar mengukir sejarah dengan kata lewat tulisan di laman blog kita. Semoga jadi amal jariyah kita.
Columbus, 23 Januari 2019