Kehamilan itu kaya mengandung zat adiktif yang bikin ketagihan. Bikin ibu-ibu terkesan jadi tobat sambel 😅
Yang sudah melewati fase kehamilan anak pertama ... kedua ... dan seterusnya, mana suaranya? Bener ga sih hamil dan punya baby itu bikin ketagihan? 😆
Semua manusia pada dasarnya sangat menyukai rumah yang ramai dengan anak-anak ya. Meski ga bisa bohong juga kalo sumber kepanikan dan kesutresan juga berasal dari anak-anak ini 😂. Tapi beda lah ya panik dan stres gegara anak sama panik dan stres gegara kerjaan. hehehe
Sehingga, wajar saja keluarga muda yang baru saja dikaruniai anak pertama tak lantas berhenti 'produksi' begitu saja. Banyak yang langsung 'tancap gas' tanpa penghalang untuk anak kedua bahkan ketiga. Motivasinya macam-macam. Ada yang biar sekalian capenya katanya, ada lagi karena memang pengen punya anak rapet biar kaya anak kembar. Atau memang tidak dengan alasan apa-apa selain menjalani hidup yang ditakdirkanNya 😊
Saya termasuk orang tua yang lumayan lama muncul keinginan untuk hamil laginya 😅. Entah ini ada kaitannya dengan kehamilan pertama kembar entah ga, tapi kayanya ada sih 🤔. Yang pasti, disaat teman-teman seangkatan sudah hamil anak kedua atau ketiga, saya masih santai tanpa 'terpengaruh' sedikitpun untuk kemudian 'ikut-ikutan' hamil juga. (hamil tu udah macam perlombaan ya kalo dibahasain kaya gini 😂😂😂)
Dan sekarang? Yes! Saya udah rindu buat punya baby (lagi). Di saat anak-anak sudah berumur empat tahun tujuh bulan. Hmmm
Namun ternyata, merencanakan kehamilan kedua anak ketiga (belibet yak😂) ga segampang yang saya pikirkan. Memiliki pengalaman tak terduga di kehamilan pertama dimana kehamilan tanpa direncanakan, membuat saya memiliki berbagai macam perasaan yang tak pernah saya rasakan ketika menanti kehamilan pertama.
Barangkali, perasaan yang saya rasakan ini juga teman-teman rasakan (lagi nyari temen ceritanya😆), lanjut baca yaks 🤗
Deg-deg-an
Jujur, ketika jadi penganten baru saya dan suami memang tidak memiliki targetan kapan mau punya anak. Boro-boro mikirin itu, otak kami terkuras mikirin kuliah saya yang diujung tanduk karena masalah duit maklum, dari dana pribadi. Belum lagi menghadapi kegalauan sama nasib yang bakal LDR antar benua. 😥
Alhasil, kita ga ngerasain deg-deg-an nungguin hasil testpack. Lha wong awal Desember nikah akhir Desember udah ada gejala hamil. Januari testpack positif kita malah shock (astaghfirullah ... bukan bermaksud ga bersyukur ya ... ini lain cerita lagi). Ga nyangka kalo hamil bisa secepat itu (hapunten buat temen-temen yang lagi menunggu buah hati ... semoga diberikan kemudahan oleh Allah ta'ala .. jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan, saya benar-benar bermaksud menyampaikan dari sudut pandang manusia yang selalu diberi apa yang dia butuhkan bukan inginkan itu lho. Jadi bukan bermaksud apa-apa ya ... 🙏🙏🙏)
Sedangkan, untuk hamil kedua ini, kondisi sangat berbeda. Kehamilan yang direncanakan tentunya ada pengharapan untuk jadi ya. Dari awal KB dilepas, artinya dari situlah harapan dimulai. Deg-deg-an layaknya wanita yang menanti kehamilan pertama pun saya rasakan. Dan baru saya rasakan. Dan ini membuat saya sangat berempati ke temen-temen yang bersabar sampe bertahun-tahun menanti kehamilan anak pertamanya ... salam takzim buat kalian semua ... semoga kesabaran kalian membuahkan hasil dan diridhoiNya. Aamiin.
H2C
Alias harap-harap cemas. Saya belum hamil kedua belum 😂. Tapi memang ada rasa harap-harap cemas yang bergumul dihati ini.
Ceritanya, ketika lepas IUD, nurse nya bilang kalo saya masih ada kemungkinan hamil di bulan itu juga. Karena saya lepas IUD di hari puncak vertilisasi. Saya ga tau masa subur saya kapan, ga pernah ngitung soalnya. Dan pernyataan si nurse ini tentunya bikin saya harap-harap cemas kan.
Antara seneng kalo emang langsung hamil sama khawatir juga. Karena saya lepas IUD pengennya ada jeda dulu dari lepas IUD ke hamil lagi. Jadi biar lebih terencana begitu. Kalo langsung hamil lagi, di otak saya langsung balik ke pengalaman hamil pertama. Saya merasa ga diberi kesempatan untuk preparasi gitu lho 😑😑😑
Dan alhamdulillah ... atas izin Allah saya belum hamil ... dan masih diberi kesempatan untuk meluruskan niat sembari bermuhasabah diri 😣😥 #ehm
How how and how
Nah ini perasaan yang kayanya sedikit banyaknya bertengger di kepala ibu-ibu yang hamil atau promil kedua deh.
Gimana kakaknya nanti setelah adeknya lahir ya ...
Gimana sikap saya kalo nanti si kakak isengin adeknya ya ...
Gimana sikap si kakak ke adeknya ya ...
Gimana aktivitas saya pasca melahirkan ...
Gimana ...
Gimana yang lain 😅
Yang intinya ada kekhawatiran akan sibling rivalry dan kawan-kawannya. Dan juga kekhawatiran akan kesiapan kita sebagai seorang ibu dan ayah dalam mendidik anak yang jumlahnya makin bertambah 😅. New personal means new life 😄
Are we ready?
Perjalanan kami ke Chicago minggu lalu membuat saya kembali mempertanyakan kesiapan saya dan suami untuk menghadapi kehidupan baru (lagi). Ya! Bagi saya berencana hamil anak berikutnya artinya berencana memulai kehidupan baru dengan rutinitas baru dan anggota baru tentunya. Are we ready?
Dengan pagi yang mungkin akan diwarnai morning sickness. Atau dengan kelemahan yang bertambah yang bisa jadi mempengaruhi kelancaran urusan domestik. Siapkah?
Tak hanya kita, siapkah anak-anak untuk menerima anggota baru di keluarga yang sudah empat tahun lebih bersama hanya berempat? Siapkah mereka untuk jadi berlima atau mungkin berenam 😱? 😂
Dan Akhirnya
Saya coba kembalikan semuanya kepada sang Pengatur dan Pemilik.
Berharap semoga saya diberikan kemampuan dan disanggupkan ...
Berharap semoga saya diberikan kekuatan dan dikuatkan ...
Meski belum lah hamil, anak-anak mulai menunjukkan tingkah baru sebagai attention seeker. Tapi mungkin karena memang saya yang belum lihai memberikan perhatian kepada mereka ... #husnudzonceritanya
Segitu aja share perasaan kali ini ... lain kali saya akan share pengalaman in sya Allah ... #aseek 😆
Yang sudah melewati fase kehamilan anak pertama ... kedua ... dan seterusnya, mana suaranya? Bener ga sih hamil dan punya baby itu bikin ketagihan? 😆
Semua manusia pada dasarnya sangat menyukai rumah yang ramai dengan anak-anak ya. Meski ga bisa bohong juga kalo sumber kepanikan dan kesutresan juga berasal dari anak-anak ini 😂. Tapi beda lah ya panik dan stres gegara anak sama panik dan stres gegara kerjaan. hehehe
Sehingga, wajar saja keluarga muda yang baru saja dikaruniai anak pertama tak lantas berhenti 'produksi' begitu saja. Banyak yang langsung 'tancap gas' tanpa penghalang untuk anak kedua bahkan ketiga. Motivasinya macam-macam. Ada yang biar sekalian capenya katanya, ada lagi karena memang pengen punya anak rapet biar kaya anak kembar. Atau memang tidak dengan alasan apa-apa selain menjalani hidup yang ditakdirkanNya 😊
Saya termasuk orang tua yang lumayan lama muncul keinginan untuk hamil laginya 😅. Entah ini ada kaitannya dengan kehamilan pertama kembar entah ga, tapi kayanya ada sih 🤔. Yang pasti, disaat teman-teman seangkatan sudah hamil anak kedua atau ketiga, saya masih santai tanpa 'terpengaruh' sedikitpun untuk kemudian 'ikut-ikutan' hamil juga. (hamil tu udah macam perlombaan ya kalo dibahasain kaya gini 😂😂😂)
Dan sekarang? Yes! Saya udah rindu buat punya baby (lagi). Di saat anak-anak sudah berumur empat tahun tujuh bulan. Hmmm
Namun ternyata, merencanakan kehamilan kedua anak ketiga (belibet yak😂) ga segampang yang saya pikirkan. Memiliki pengalaman tak terduga di kehamilan pertama dimana kehamilan tanpa direncanakan, membuat saya memiliki berbagai macam perasaan yang tak pernah saya rasakan ketika menanti kehamilan pertama.
Barangkali, perasaan yang saya rasakan ini juga teman-teman rasakan (lagi nyari temen ceritanya😆), lanjut baca yaks 🤗
Deg-deg-an
Jujur, ketika jadi penganten baru saya dan suami memang tidak memiliki targetan kapan mau punya anak. Boro-boro mikirin itu, otak kami terkuras mikirin kuliah saya yang diujung tanduk karena masalah duit maklum, dari dana pribadi. Belum lagi menghadapi kegalauan sama nasib yang bakal LDR antar benua. 😥
Alhasil, kita ga ngerasain deg-deg-an nungguin hasil testpack. Lha wong awal Desember nikah akhir Desember udah ada gejala hamil. Januari testpack positif kita malah shock (astaghfirullah ... bukan bermaksud ga bersyukur ya ... ini lain cerita lagi). Ga nyangka kalo hamil bisa secepat itu (hapunten buat temen-temen yang lagi menunggu buah hati ... semoga diberikan kemudahan oleh Allah ta'ala .. jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan, saya benar-benar bermaksud menyampaikan dari sudut pandang manusia yang selalu diberi apa yang dia butuhkan bukan inginkan itu lho. Jadi bukan bermaksud apa-apa ya ... 🙏🙏🙏)
Sedangkan, untuk hamil kedua ini, kondisi sangat berbeda. Kehamilan yang direncanakan tentunya ada pengharapan untuk jadi ya. Dari awal KB dilepas, artinya dari situlah harapan dimulai. Deg-deg-an layaknya wanita yang menanti kehamilan pertama pun saya rasakan. Dan baru saya rasakan. Dan ini membuat saya sangat berempati ke temen-temen yang bersabar sampe bertahun-tahun menanti kehamilan anak pertamanya ... salam takzim buat kalian semua ... semoga kesabaran kalian membuahkan hasil dan diridhoiNya. Aamiin.
H2C
Alias harap-harap cemas. Saya belum hamil kedua belum 😂. Tapi memang ada rasa harap-harap cemas yang bergumul dihati ini.
Ceritanya, ketika lepas IUD, nurse nya bilang kalo saya masih ada kemungkinan hamil di bulan itu juga. Karena saya lepas IUD di hari puncak vertilisasi. Saya ga tau masa subur saya kapan, ga pernah ngitung soalnya. Dan pernyataan si nurse ini tentunya bikin saya harap-harap cemas kan.
Antara seneng kalo emang langsung hamil sama khawatir juga. Karena saya lepas IUD pengennya ada jeda dulu dari lepas IUD ke hamil lagi. Jadi biar lebih terencana begitu. Kalo langsung hamil lagi, di otak saya langsung balik ke pengalaman hamil pertama. Saya merasa ga diberi kesempatan untuk preparasi gitu lho 😑😑😑
Dan alhamdulillah ... atas izin Allah saya belum hamil ... dan masih diberi kesempatan untuk meluruskan niat sembari bermuhasabah diri 😣😥 #ehm
How how and how
Nah ini perasaan yang kayanya sedikit banyaknya bertengger di kepala ibu-ibu yang hamil atau promil kedua deh.
Gimana kakaknya nanti setelah adeknya lahir ya ...
Gimana sikap saya kalo nanti si kakak isengin adeknya ya ...
Gimana sikap si kakak ke adeknya ya ...
Gimana aktivitas saya pasca melahirkan ...
Gimana ...
Gimana yang lain 😅
Yang intinya ada kekhawatiran akan sibling rivalry dan kawan-kawannya. Dan juga kekhawatiran akan kesiapan kita sebagai seorang ibu dan ayah dalam mendidik anak yang jumlahnya makin bertambah 😅. New personal means new life 😄
Are we ready?
Perjalanan kami ke Chicago minggu lalu membuat saya kembali mempertanyakan kesiapan saya dan suami untuk menghadapi kehidupan baru (lagi). Ya! Bagi saya berencana hamil anak berikutnya artinya berencana memulai kehidupan baru dengan rutinitas baru dan anggota baru tentunya. Are we ready?
Dengan pagi yang mungkin akan diwarnai morning sickness. Atau dengan kelemahan yang bertambah yang bisa jadi mempengaruhi kelancaran urusan domestik. Siapkah?
Tak hanya kita, siapkah anak-anak untuk menerima anggota baru di keluarga yang sudah empat tahun lebih bersama hanya berempat? Siapkah mereka untuk jadi berlima atau mungkin berenam 😱? 😂
Dan Akhirnya
Saya coba kembalikan semuanya kepada sang Pengatur dan Pemilik.
Berharap semoga saya diberikan kemampuan dan disanggupkan ...
Berharap semoga saya diberikan kekuatan dan dikuatkan ...
Meski belum lah hamil, anak-anak mulai menunjukkan tingkah baru sebagai attention seeker. Tapi mungkin karena memang saya yang belum lihai memberikan perhatian kepada mereka ... #husnudzonceritanya
Segitu aja share perasaan kali ini ... lain kali saya akan share pengalaman in sya Allah ... #aseek 😆
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗