Siapa yang ga kenal dengan Rocky Mountain. Dari jaman belajar geografi di SMP nama pegunungan ini sudah begitu akrab ditelinga. Ya ga?
|
Di Estes Park |
Siapa sangka saya sekeluarga tertakdir menginjakkan kaki di pegunungan ini. Pegunungan yang terkenal dengan salju abadinya. Tidak hanya di puncak pegunungannya saja seperti Jaya Wijaya, tapi seluruhnya! Bahkan kota Denver salah satu kota yang dilewati pegunungan ini, meskipun musim panas, tetap saja suhunya tak seperti musim panas di Columbus. Dingin bray!!! Sudah siap berselancar di Rocky Mountain?
"Menjelajah Amerika Part 2"
Setelah menepi untuk tidur sejenak di sebuah parkiran pertokoan di depan Masjid Abu Bakr, Kota Denver, Colorado, kami akhirnya bisa juga memasuki kawasan masjid. Ya! Masjid di seluruh Amerika hanya buka di waktu-waktu shalat saja. Berbeda dengan masjid di Indonesia dimana masjid bisa jadi salah satu alternatif tempat menginap buat para musafir. Hal ini dilakukan tentunya demi alasan keamanan. Mengingat Amerika bukanlah negara mayoritas Muslim, sehingga mengamankan Masjid dari 'fitnah' lebih utama dari memanjakan musafir seperti kami. Hehehe.
|
Di kawasan Masjid Abu Bakr, Denver, Colorado |
Baca juga: Menjelajah Amerika Part 1 "Silaturahim Melapangkan Rejeki"
Pagi itu, meski dihangatkan heater mobil, tetap saja dinginnya kota Denver sayup-sayup merambati tulang hingga menggigil. Sungguh! Ini dingin yang terdingin yang pernah saya rasakan. Dan kekeliruan yang saya lakukan sekeluarga adalah tidak menggunakan termal atau
long john atau baju rangkap hangat. Alhamdulillah anak-anak tidak rewel kedinginan karena kami bersegera memasuki masjid dan menghangatkan tubuh sembari menunggu shalat Subuh berjama'ah dimulai.
|
Masjid Abu Bakr, Denver, Colorado |
Selama di Amerika, shalat berjama'ah di masjid dilakukan sedikit lebih lambat dari waktu masuk shalat itu sendiri. Biasanya diperlambat 15-30 menit. Katanya hal ini dilakukan untuk menunggu jama'ah yang datang dari berbagai macam lokasi, tak hanya yang berdomisili dekat masjid, tapi bisa jadi dari lokasi domisili yang cukup jauh dari masjid. Dan juga untuk menunggu jama'ah musafir macam kami ini. Karena masjid lagi-lagi tak seperti di Indonesia, setiap 5 meter ada hehehe. Di Amerika, Masjid sangatlah jarang meskipun cukup banyak untuk ukuran negara minoritas muslim. Kenapa saya katakan cukup banyak? Karena sepanjang pengalaman perjalanan saya di trip kali ini, Alhamdulillah di setiap kota yang kami kunjungi pasti ada masjid terdekat di pusat kota tersebut.
|
Pemandangan awal ketika memulai perjalanan dari masjid ke Rocky |
Nah, seusai shalat subuh dan bersih-bersih badan di masjid. Kami yang memang sudah sampai ke destinasi utama, kota Denver, tempat acara Muktamar berlangsung, tak lantas langsung menuju hotel tempat acara diselenggarakan. Rocky Mountain telah memanggil-manggil. Dan kesempatan ke Rocky Mountain hanya bisa pagi itu. Karena sepanjang acara kemungkinan besar kami sulit bolos sekedar berjalan-jalan, ada amanah yang harus ditunaikan ketika muktamar berlangsung #eaaa. Jadilah kami menyengaja waktu pagi di tanggal 22 Desember tersebut sebagai waktu yang tepat untuk menyaksikan pemandangan Rocky Mountain. Dalam keadaan yang belum mandi selama 3 hari 2 malam, kami meluncur. #nyengirkuda #napasnaga
|
Memasuki kawasan pegunungan |
Rocky Mountain sendiri merupakan jajaran gunung-gunung yang memanjang di sebelah barat Amerika Utara, membentang dari Kanada hingga New Mexico, Amerika. Dan kota Denver, Colorado termasuk salah satu kota yang beruntung dilewati Rocky Mountain sehingga mendapatkan pemandangan indah pegunungan Rocky ini.
|
Jalanan dipegunungan |
Sekitar 2 jam perjalanan dari masjid Abu Bakr agar kami bisa menikmati pegunungan Rocky, tepatnya di Estes Park. 2 jam dengan menyusuri perjalanan berliku yang berselimutkan salju tentunya cukup bikin deg-degan. Di sela-sela rasa was-was ... rasa kagum terhadap paparan pemandangan indah sepanjang perjalanan membuat kami lebih sering kagumnya ketimbang was-wasnya. Dzikir tak henti terlantun, mata tak henti memandang dan hati tak henti berdecak kagum. Mata batin, mata lahir sampai mata kamera
stand by untuk menangkap fenomena elok alam raya ini. Terkadang letih melanda dan membuat saya hanya mampu menopang dagu dipinggiran jendela mobil. Menyerah! Sepanjang perjalanan rasa-rasanya semua hamparan alamnya patut untuk diabadikan! Namun apadaya, kamera tak mampu menangkap sempurna keelokannya karena mobil terus berliak liuk mengikuti irama jalan. Belum! Kami belum sampai ke tujuan wisatanya. Tapi rasa-rasanya andaikan bisa, ingin rasanya kami berwisata dipinggir jalan ini saja! Sayang, jalanannya sempit sehingga tidak memungkinkan untuk menepi sekedar berfoto-foto wefie ... hihihi
|
Salah satu penginapan di Estes Park |
Tadinya kami hendak menuju Rocky Mountain National Park. Namun karena alasan keamanan mengingat baru saja badai salju sehari sebelum kami datang, sehingga kami membatasi diri hanya ke Estes Park saja. Salah satu destinasi wisata yang direkomendasikan Omni Interlocken Hotel, hotel tempat acara Muktamar berlangsung. Meskipun tidak mengunjungi National Park nya, hati kami sudah cukup terpuaskan. Mudah-mudahan ada kesempatan lain sehingga kami bisa mengunjungi salah satu national park Rocky Mountain. Aamiin.
|
Zaid dan Abi difotoin om Aan |
Sesampai di Estes Park, saya sekeluarga menyiapkan diri dengan kostum hangat. Anak-anak kami pasangkan termal, suami saya pinjami penutup kepala punya teman (karena kupluk suami tersimpan rapi dikoper #kedodolannomorsekian), dan saya sendiri, melapisi kaus kaki mengingat sepatu yang saya gunakan bukanlah sepatu hangat untuk winter. Setelah siapa jiwa raga (berasa mau perang #lol) ... dengan menyantap sarapan bekal yang kami bawa dari rumah, khas masakan Indonesia. Ada ayam goreng, teri kacang balado, orek kentang, gudeg dan abon tak lupa persambelan yang kami santap di depan pintu
restroom sebuah kantor keamanan taman (nasib musafir), kami pun berjalan menuju spot yang dirasa cukup menawan untuk sesi pemotretan #lol.
|
Anak kedinginan sempet-sempetnya difoto hehehe |
|
Akhirnya Ziad digendong |
Ziad kedinginan! Memang hembusan angin dan suhu yang minus cukup menyiksa!
Belajar dari pengalaman ini, saya ingin berbagi tips kedua dalam rangkaian tulisan "Menjelajah Amerika" ini. Tips kedua, tips ngetrip di musim dingin:
- Pertama, jangan abaikan perlengkapan winter yang remeh temeh sejenis syal, termal, sarung tangan dan juga penutup kepala.
- Untuk anak-anak, siapkan penutup kepala ninja, sehingga wajah anak-anak tetap hangat meskipun angin dingin berhembus. Karena kalo syal agak ribet aja kali ya buat anak-anak. Heu
- Gunakan selalu termal jika hendak melakukan perjalanan di kota-kota yang sedang musim dingin. Meskipun jaket berlapis, fungsi termal tak bisa digantikan sih menurut saya. Termal yang pas dibadan seperti melindungi tubuh dari semliwir angin atau dingin yang menyusup ke baju-baju kita yang longgar.
- Siapkan selimut, karena berjaket tebal selama perjalanan membahayakan untuk anak-anak karena membatasi gerak mereka.
- Untuk kendaraan, siapkan cairan khusus untuk mengisi ulang air mobil. Jangan gunakan air biasa, karena dijamin akan beku dan malah bikin mobil mogok!
- Siapkan semprotan pengencer es untuk kaca mobil. Kaca mobil ber-es, selain menghalangi pandangan juga menambah sensasi dingin mobil #brrrrr
- Buat para driver, biar ga ngantuk nyetir malam hari, nyalakan pendingin, karena penghangat katanya malah bikin ngantuk.
Trus gimana Ziad? Akhirnya Ziad digendong meskipun kami berjalan tidak terlalu jauh. Tapi Pak Suami yang merangkap jadi driver tampaknya cukup kecapean menggendong Ziad sehingga di Estes Park keluarga kami cukup drama hehehehe. Sedangkan Zaid, Alhamdulillah seru bermain salju dan bahkan sampai lupa lapar mau makan. Hmmm ... kembar kembar ... beda amat ya kalian hihihihi.
|
Zaid seru bermain salju |
Masih penasaran dengan spot lain, akhirnya kami meneruskan perjalanan menggunakan mobil terus ke arah atas. Sekitar 5 menit dari Estes Park. Hmmm ... lumayan. Tapi pemandangan masih dibatasi pemukiman. Ada kolam yang membeku disana, jadi cukup membuat khawatir jika harus berlama-lama. Takut anak-anak nyemplung. Ketika tengah asik foto-foto, tiba-tiba kami dihampiri seorang kakek tua yang sepertinya agak khawatir dengan kedatangan kami. Tampaknya kawasan itu kawasan pribadi hihihihi. Setelah seorang teman berbincang, bapak tua tersebut menginfokan ada pemandangan lepas nan indah di atas sana. Sekitar 30 menit, katanya. Langsung saja kami tancap gas tanpa berlama-lama. Dan ... benar saja. Entahlah memang ini yang dimaksud bapak tua itu, pemandangan yang kami temukan ini memang luar biasa. Hamparan putih salju dengan deretan gunung-gunung di pinggirnya. Dilengkapi pagar kayu khas Amerika dengan pepohonan yang hanya tinggal ranting membuat pemandangannya begitu sempurna. Berasa di luar negeri! #lol Kemudian kami mendadak norak hihihihi. Berasa berada di foto-foto kalender yang seri pemandangan! #lol
Saya pribadi sesungguhnya kurang bisa menikmati. Atau lebih tepatnya kurang bisa mengabadikan momen karena anak-anak tampaknya sudah mulai kelelahan dan alhasil mereka rewel. Melarang saya turun dari mobil dan foto-foto. Tapi memang dasar enak jaman now. Tetep aja cari kesempatan biar bisa prat jepret. #nyengir meskipun hasilnya ya gitu deh ... tapi alhamdulillah entah dari kamera siapa ada juga hasil foto yang luar biasa bikin pengen kesana lagi ... huhuhuhu.
|
Di sini ada kakek kakek negor kami yang ngasih tau spot bagus ... makasi kek |
Hanya sekitar 2 jam lebih kurang kami di Rocky Mountain. Waktu yang cukup singkat namun pas untuk bisa dikatakan puas. Kalo mencari kepuasan, tampaknya ga akan ada habisnya ya puasnya manusia. Yang pasti alhamdulillah jadi tau, ini toh pegunungan Rocky. Pegunungan yang diberi nama Rocky karena memang bentuk gunung-gunungnya terlihat seperti bongkahan batu-batu dikejauhan.
|
Anak udah teriak di mobil, mak babeh pose dulu! |
Bersiap untuk mengikuti acara pembukaan Muktamar, kami bergegas menuju hotel sekitar 2 jam kurang perjalanan. Hamparan pemandangan pegunungan Rocky masih menemani diri-diri kami yang sudah mulai cepel dan pengen bersih-bersih #gagalpuitis. Sesampai di hotel, bapak-bapak langsung bergabung shalat jumat yang diselenggarakan panitia di salah satu ballroom hotel, ruangan yang kemudian menjadi musholla sepanjang kegiatan muktamar berlangsung. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya keluarga saya, keluarga Pak Dion, dan para single anggota rombongan Trip To Denver
mendapatkan kamar masing-masing.
|
Ini dia rombongan trip to Denver |
Foto-fotonya masih kurang banyak ya? Cus baca tulisan sambungannya ... Masih banyak cerita seru dalam perjalanan ini ... ;)
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗