Yang pertama itu selalu lebih spesial. Lebaran pertama di Amerika itu tentunya menjadi hal yang spesial. Dan tulisan pertama yang mengupas tentang lebaran di Amerika itu (dan sekarang hanya tinggal kenangan karena kehapus) memang spesial karena menulis tulisan kedua itu = malas dan hilang mood 😆😆😆
Tapi ... jangan sampai malas dan mood mengatur kita!!! #ala-alamotivator. (Baca tulisan curhat saya sesaat mengetahui postingan ini kehapus)
Barangkali Allah menginginkan saya menuliskan kisah lebih berhikmah tentang Lebaran kemaren. Sehingga qadarullah, tulisan saya yang sebelumnya dibuat lenyap 😅😅😅
Ini SS status kakak saya saat tulisan masih bisa di akses. Duh sedih yak ... |
Dalam tulisan yang terhapus itu, saya menulis singkat tentang sensasi rasa lebaran yang saya rasakan disini. Yang kemudian saya komparasi dengan rasa lebaran idul kurban saat awal pertama saya menginjakkan kaki di tanah Obama ini.
Namun di tulisan kali ini, dengan judul yang dimodifikasi, saya mencoba menggali lebih dalam rasa yang tercipta dari acara yang bernama hari raya. Hari raya idul fitri. #ecieeeeeee
Alhamdulillah, setelah menjalani puasa 1 bulan di bulan Ramadan, Allah masih memberi saya dan keluarga umur yang panjang sehingga masih bisa bersuka cita menyambut datangnya Idul Fitri. Ada hal yang cukup berbeda pada lebaran idul fitri kali ini. Ya! Lebaran kali ini pelaksanaan shalat Eid nya membuat jiwa dan air mata tak mampu terbendung karena suasana yang mengingatkan diri akan kampung halaman. (resiko perantauan 😂😂)
Berbeda dengan shalat Idul Adha pertama saya di Amerika, shalat Eid kali ini terselenggara sederhana di halaman belakang rumah salah seorang warga Indonesia yang telah berdomisili lama di Amerika. Bisa dikatakan ini ide dadakan. Yang muncul sebagai ungkapan rasa rindu komunitas Indonesia disini akan suasana fitri khas Indonesia.
Ini dia sang tuan rumah. Pak Ibrahim dan Bu Diana. |
Ide dadakan ini menggiring saya pada sebuah pengalaman baru yang membungkus rasa rindu. Ide dadakan hasil dari celetukan ini membuat suasana lebaran kali ini melebihi ekspektasi saya. Ya!!! Lebaran lebih meriah karena suasana penuh keakraban dengan alunan takbir pengikat memori dengan Indonesia. Kemeriahan yang tercipta karena rindu lebaran di Indonesia seolah terobati.
Suasana saat Takbiran sembari menunggu jamaah lain. Photo by Vidi |
Bukan! Bukan bermaksud memisahkan diri atau tidak mau membersamai diri dengan para muslim yang lain. Kami hanya tetiba merasa rindu suasana hari raya di Indonesia. Tak pernah terbayangkan oleh saya rekan yang bertahun-tahun di sini betapa susahnya memendam rindu akan suasana hari raya di kampung halaman. Sehingga wajar saja ketika ide dadakan ini muncul langsung disambut baik oleh orang Indonesia lainnya. Karena mungkin rasa rindu yang ada itu muncul bersamaan 🤗🤗🤗
Wajah kemeriahan pasca shalat, senyum merekah semua 😊. Photo by Vidi. |
Ada yang beda. Sungguh! Ada rasa-rasa yang kemudian muncul dalam geliat raga bernama tawa. Cengkrama tercipta. Ukhuwah pun semakin erat. Bukan karena kita ingin membeda-bedakan negara, karena ini hanyalah soal rasa. Bahwa semua muslim bersaudara, kami paham maknanya. Namun kenyataan bahwa ada rindu berbalut harap membuat kami tak mampu membendung harap akan jemari yang terikat kuat dalam persaudaraan seagama dan senegara ini.
Suasana keakraban pasca shalat. Photo by unknown 😅 |
Dan pada akhirnya, terselenggaralah shalat Eid pertama di Columbus dengan panitia penyelenggara dan jamah shalat orang Indonesia semua. Masya Allah ...
Suasana persiapan tempat H-1 lebaran. Penuh Keakraban. Photo by Vidi. |
Berbekal soundsystem alami dibantu dendangan takbiran khas Indonesia melalui media You Tube yang ada, kami pun menyambut hari Raya dengan suka cita. Sahut-sahutan takbiran sembari menyapa lembut yang datang dengan ramahnya senyuman. Sungguh ... esensi lebaran tak terasa kurang. Sungguh makna keberkahan Ramadan seolah hadir dihadapan, membersamai kami anak-anak ibu pertiwi 🤗🤗🤗
Halal bi halal pasca Shalat Eid. 😍😍😍 |
Komunitas Indonesia di Columbus |
Ah ... dari tadi bahasa saya rada-rada gimana ya ... Ya anggap saja bahasa yang tercipta gambaran rima yang menggambarkan makna indahnya hari raya pertama saya.
Khutbah dari Khatib dadakan semoga menambah makna lebaran. Photo by Ardiyanto. |
Harapan saya, semoga silaturahim kita tetap terjaga. Baik sesama muslim sedunia ataupun muslim se Indonesia. Dan saya juga berharap lebaranan cita rasa Indonesia ini terus rutin diselenggarakan dengan selang seling. Idul fitri di komunitas Indonesia kemudian Idul adha di komunitas dunia. Atau sebaliknya. Semoga tali persaudaraan kita hakiki hingga ke jannah nya. Aamiin.
Columbus, 29 Juni 2017
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗