Hai Ziad munif alfatih... Kemaren entah tanggal berapa, you talk a lot and mix with english boy! Rasa-rasanya saya terharu dan bahagia. Mereka membuat saya jadi banyak mikir dan tentunya jadi makin bersyukur. Kenapa?
Yang mengikuti alkisah speech delay nya ZaZi tentu paham kenapa saya begitu terharunya. Ya! Penantian agar kemampuan berbicara anak-anak membaik tampaknya perlahan akan berakhir. Rasa kesal dan jengkel plus merasa menjadi ibu paling konyol dan 'useless' perlahan terobati. Kesabaran saya benar-benar diuji dan ujian nya lewat anak-anak 😑. Sungguh tak pernah ku sangka 😆
Saya memang terkenal keras kepala, tak sabaran plus rada-rada susah kalo dikasi tau. Tak pernah terpikir sedikitpun bahwa untuk merubah karakter jelek ini akan diberi lewat kehadiran anak. Ya! 2 anak sekaligus. Saya agak-agak yakin jika anak saya hanya 1 dalam 1 waktu, saya optimis saya masih mampu sabar #somboooooooong 😂
Maka terjadi lah sebuah kisah dimana saya menjadi seorang ibu dari 2 anak kembar, laki-laki. Saya pikir tidak akan ada bedanya. Toh orang-orang bisa kenapa saya ga. Sampai akhirnya saya dihadapkan pada kemampuan bicara anak-anak yang dari masa ke masa malah mengalami kemunduran. Faktornya? Saya pernah share disini. (atau bisa search di blog saya dengan keywords 'speech delay'. Karena ada beberapa tulisan terkait ini-saking galaunya 🙈)
Saat ini semakin hari penglihatan saya semakin dijernihkan, hati saya semakin dilapangkan dan pemikiran saya semakin dilowongkan. Alhamdulillah. Melalui anak-anak dan berkat doa orang-orang tercinta, meski tetep masih agak sedikit 'pemarah', at least saya saat ini bisa lebih menikmati hari-hari bersama anak-anak tanpa pernah lagi merasa 'Allah salah kirim amanah'.
Sedih rasanya saat dulu saya pernah berprasangka atas takdir Allah berupa 2 amanah ini. Dimana saya harus berjuang sendiri tanpa tiada yang menemani #eaaaaa. Suami mana suami? Studi😑. Berjihad kalo kata orang 😊.
Ya begitulah, bukan ujian namanya kalo udah tau soalnya duluan. Dan memang saya tidak pernah tau bahwa kehidupan saya di depan akan seperti ini. Proses adaptasi nya lumayan menyita tenaga dan iman. Fluktuatif dan penuh bisak bisik hati yang sangat sulit didefinisi bisikan siapa😥 (nurani apa setan)
Ternyata (maafkan jika saya baru tau), berubah status itu butuh perjuangan seperti halnya berjuang saat awal memperoleh hidayah. Berjuang dari apa? Dari melawan hawa nafsu. Berjuang agar tidak keluar koridor setelah berada di dalam koridor yang tepat. Berjuang agar tetap di jalanNya meski berjalan lambat yang penting tujuan sama, surganya. Sehingga saat ini saya simpulkan sementara bahwa hidayah memang tak datang 2 kali. Tapi hidayah bisa direngkuh berkali-kali setelah kita jatuh dan terseok, selama nafas masih dikandung badan.
Yuk ah para wanita, yang gadis baik sudah 'tua' atau masih remaja, yang sudah berdua atau pun sudah janda, yang baru menjadi ibu ataupun nenek, kepekaan hati yang diberikan Allah kepada kita agar kita pergunakan dengan baik untuk menyentuh sisi-sisi ruhiyah dalam perjalanan hidup nan panjang ini. Jika tak bisa berbagi inspirasi dengan orang lain, paling tidak kita mampu menjadi inspirasi buat diri kita sendiri. Dan saya yakin inspirasi ini akan mampu kita sampaikan pada anak turunan kita dalam sebuah kisah bermakna nilai. Agar akhir hayat kita, kita tetap bisa menjadi manusia yang bermakna. 'Sekotor' apapun kita.
'it's dark here, but not in your heart 😊'
Columbus, 9 Mei 2017
Inspirator umi
Zaid dan Ziad 😘😘
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗