Anak-anak, dunia nya ya bermain. Pekerjaan mereka ya bermain. Dengan bermain tumbuh kembang mereka bisa terbantu.
Seiring bertambahnya kepintaran dan kebisaan anak, semakin bertambah pula kebisaan mereka untuk merajuk atau merayu orang tua, termasuk merayu agar mau main bersama mereka.
Setuju ataupun tidak setuju, memang pada hakikatnya kita harus bin wajib meluangkan waktu khusus untuk bisa bermain bersama anak. Namun tuntutan peran membuat kita lupa atau menganggap lalu saja peran tak 'menghasilkan' ini.
Tapi saya yakin ... masih banyak orang tua yang perlahan mulai menyadari peran tak 'menghasilkan' ini penting. Peran sebagai apa? Ya sebagai orang tua 😆. Kenapa tak 'menghasilkan'? Karena seolah tak mendatangkan uang seperti peran lain kita di pekerjaan.
Hmmm ... jika mau berfikir panjang, sesungguhnya anak bisa menghasilkan sesuatu untuk kita. Sederhana nya ... sebuah kepastian jika kita mengoptimalkan peran kita sebagai orang tua ... maka akan ada pahala yang dihasilkan. Ga cukup pahala aja? Ok! Peran sebagai orang tua itu investasi masa depan berjangka waktu cukup panjang. Yang ditawarkan berupa kebahagiaan tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Karena jika kita berhasil mendidik anak menjadi anak yang soleh buah dari optimalisasi diri kita sebagai orang tua, maka dapatlah kita sebuah amalan dimana amalan tersebut akan mengalir sepanjang masa bahkan disaat kita sudah tiada. Gimana? Menggiurkan bukan? Jika tidak menggiurkan, coba bongkar onderdil hati dan pikiran kita, barangkali ada yg koslet 😆😆😆😅😅😄😄
NEXT
👇
Bagi saya, bermain bersama anak itu adalah seni #eaaaa. Ada cara di dalamnya sehingga dalam bermain menghasilkan harmoni kehidupan yang indah. Apakah berupa pencitraan (gambar) atau berupa suara. Jadi disini saya mencoba untuk berbagi 'Seni bermain dengan anak'
🙇 Simak ya ...
1) Dalam bermain dengan anak hal pertama yang harus kita perhatikan adalah 'KESADARAN'.
Pastikan diri kita dalam kesadaran penuh bahwa kita tengah akan bermain bersama makhluk kecil bernama ANAK. Yups anak! Bukan ponakan, anak orang, apalagi dikira boneka. Bukan bukan bukan.
2) Setelah memastikan diri sadar, pastikan bahwa hati dan pikiran tercurah limpah FULL buat ANAK. Untuk sementara singkirkan urusan lain termasuk urusan kantor apalagi urusan cucian numpuk atau setrikaan menggunung. Anggap saja saat itu semua pekerjaan telah beres rebes sama dayang-dayang dalam dunia khayal kita 😆😆😆
3) Selanjutnya, posisikan diri sebagai anak kecil. Kalo perlu pelajari karakteristik anak usia dini. Jika anak nya udah 7+ ... Silahkan cari karakteristik anak usia sekolah. Biasanya anak masih akan membutuhkan waktu bermain khusus dengan orang tua sampe usia 9 tahun. Beda-beda lah ya tiap anak. Yang pasti, untuk anak usia dini main bersama anak itu wajibul kuduuuu #iramaqiroah 😄
4) Respon setiap celotehan anak.
5) Ringankan lidah dalam melontarkan pujian berupa 'Wah hebat!", "Anak pintar", "Good job!", atau "Nice!".
6) Sesekali usaplah kepala mereka dan berikan kecupan sayang. Jika perlu, peluklah mereka atas hal hebat yang mereka lakukan meski hal itu menurut kita 'ah biasa ajah' 😆
7) Silahkan batasi waktu dengan sounding di awal kepada anak sebelum bermain. Untuk anak yang belum paham, memang akan sulit di awal-awal ketika harus menghentikan bermain bersama dengan mereka. Namun memberitahu apa pekerjaan yang harus kita lakukan merupakan proses belajar juga untuk anak. Jadi ga usah khawatir ya kalo anak nangis pas kita udahan main sama mereka. Mereka cuma butuh waktu aja untuk paham 😊😊
Demikian tips singkat seni bermain dengan anak. Semoga saya konsisten mempraktekannya ... Sumber dari pengalaman pribadi ... jika ada tambahan .. very welcome 😍😍😍
Columbus, 16 Januari 2017
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗