Di tahun 2017 ini tampaknya akan jadi tahun renungan buat saya. Betapa saya terlalu lama lengah dalam kata-kata yang tersimpan melalui makna dalam ayat-ayatNya.
Kembali membuat definisi bukan tentang hal yang diperdebatkan. Full time mom VS working mom. Bukan! Saya hanya tergelitik dengan komentar suami yang mencoba meredefinisi makna full time mom. Apakah full time mom hanya milik stay at home mom? Jangan-jangan stay at home mom malah ga jadi full time mom. Karena banyak kerjaan sampingan mungkin yang dilakonin stay at home mom seperti gadget mom, rumpi mom dan moms yang lain yang bukan peran seorang Mom. Jleb!
Masing-masing peran apakah ibu bekerja di luar rumah atau pun ibu di rumah saja (karena semua ibu adalah ibu rumah tangga) tentunya memiliki tantangan tersendiri. Yang jadi masalah adalah, kesadaran masing-masing kita terhadap tantangan kita sendiri kaitannya dengan pengasuhan. Bahwa pengasuhan, sukses tidaknya tidak ada korelasinya dengan status pekerjaan si ibu. Namun sangat berkorelasi dengan perhatian si ibu. Apapun pekerjaan ibu, bagi saya ketika ibu telah mencurahkan segenap energi positifnya dalam pengasuhan anak, apapun profesinya, maka sudah cukuplah itu sebagai penanda bahwa ibu tersebut adalah full time mom.
Saya hanya belajar memahami sesuatu dari esensi nya. Bahwa hidup esensinya adalah untuk mencapai tujuan penciptaan. Sehingga dalam menjalaninya pun kita harus mampu memahami esensi dari segenap istilah yang diciptakan manusia. Sehingga tidak ada pendikotomian yang sering dibumbui merasa benar nya kita dengan peran dan posisi kita.
Ah jalanan ini masih panjang. Dengan segenap keterbatasan ... izinkan saya menyampaikan apresiasi bagi seluruh ibu ... termasuk mama saya ... profesi tidak lantas membuat kita menjadi ibu 'cacat' ataupun 'sempurna'. Semua hanyalah perihal cara. Cara kita mengambil peran sesuai dengan titah Sang Maha Kuasa.
Columbus, 3 Januari 2017
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗