Istri awardee LPDP? Penting ya dibahas? Penting donk. Pan saya objeknya. Hahaha ... Tapi asli, ternyata setelah menemukan partner in crime dimana kami merasa senasib seperjuangan, saya jadi terfikir untuk membagi kisah aneh kami para istri awardee LPDP #semogaadayangbaca heu...
Kisah atau aktivitas para istri penerima beasiswa LPDP ini sebenarnya hanyalah kisah saya dan 2 orang teman yang kebetulan mendadak senasib. Satu orang teman sudah saya kenal lama sejak SMA dan berasal dari daerah yang sama dengan saya, yaitu dari Payakumbuh Sumatera Barat. Sementara satu orang lagi baru saja saya kenal berbekal SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) saya dengan teman-teman suami yang sudah berada di kampus OSU (Ohio State University) US.
Trus apa aja sih yang dilakukan, dirasakan atau pun ditakutkan oleh para istri Awardee ini? Yuk simak :)
1) Para istri Awardee saling melengkapi dalam persiapan keberangkatan.
Bagi teman-teman sebagai penerima beasiswa, mungkin udah dibekelin ya sama panitia LPDP dalam rangkaian aktivitas PEKA (Persiapan Keberangkatan) awardee LPDP. Nah, kami-kami pasangan awardee??? Meski sudah dishare secara langsung oleh pasangan masing-masing tentang apa saja sih yang mereka peroleh di PEKA LPDP, tapi tetap saja persiapan versi emak-emak akan beda. Terutama untuk para istri yang udah memiliki anak ya. Sehingga persiapan terkait keberangkatan baik secara teknis ataupun secara administratif akan sedikit berbeda dari awardee single ataupun awardee yang belum memiliki anak. Nah emang dasarnya emak-emak, segala dipikirin mulai dari harga underwear sampe batu ulekan ... ckckckck
2) Para istri awardee saling koreksi bawaan
Sebagai istri yang tidak terlalu detail, bertemu dengan teman yang sangat detail dalam hal barang bawaan membuat saya juga melakukan hal yang sama. Yang tadinya tidak terfikir bawa prentelan kecil-kecil seperti minyak kayu putih akhirnya saya jadi list semua barang seperti bakal pindah semua isi rumah dari Indonesia ke Amerika. Ga mikir dulu overload, yang penting list semuanya, lalu konsul kan ke teman-teman yang sudah berpengalaman termasuk konsul ke suami tentunya.
3) Para istri Awardee kerjaan nya shopiiiiiiing
Mungkin orang-orang sekitar seperti orang tua atau mertua yang melihat dan mengetahui aktivitas kami yang satu ini akan berfikir kami anak atau menantu boros yang kerjaannya abisin duit suami. Hiks... asli, sedih tapi mau kaya gimana ya jelasinnya. Hasil hitung-hitungan kami, persiapan kelengkapan sandang dari Indonesia akan lebih hemat ketimbang ngandalin belanja atau melengkapi kebutuhan di negara tujuan. Sumpah, kami shoping biar ntar disana ga bokeeeeeeee... :'(
4) Para istri awardee bakal dag dig dug soal bahasa
Meski latar belakang pendidikan saya mendukung kehidupan nanti disana, tetep aja saya dag dig dug. Apalagi temen saya yang ke Belanda yaks. Hahaha. Pindah ke Bandung aja kami mengalami kagok Bahasa dimana kami sering keceplosan bahasa Minang saat belanja. Heu... ntar saya di US? Dan temen saya di Belanda??? Ya udah, santai aja kaya di pantai. Mari sebarkan bahasa Minang dan jadikan bahasa internasional :P
Udah ah 4 poin ajah. Itung-itung curhat abal-abal. Pengennya sih punya banyak kenalan lagi sama istri-istri lain. Tapi saya khawatir, over SKSD membuat saya disangka overconfident atau lebay bin alay. Ya udah .. ntar aja lanjut SKSD nya. Biar tulisan ini bisa disempurnakan. Hehehe
Payakumbuh, 27 Mei 2016
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗