Ada air mata yang hanya bisa dirasa dijaman modern sekarang...
Jika dulu airmata menetes pertanda kecewa cinta tak berbalas ... saat ini airmata menetes karena WA hanya di read ceklis dua berwarna biru ...
Jika dulu airmata bahagia benar-benar berasal dari tawa lama tak tertahankan, saat ini cukup tawa fana dengan emoticon bulat kuning sedikit aksen airmata dengan bibir terbuka lebar.
Jika dulu pintu tertutup karena kekasih hati tengah ngambek ... sekarang cukup 'last seen pukul 20.00' sementara chat WA mu masuk pukul 19.00 yang membuat diri terasa ditolak dan dicampakkan...
Ah era digital media sosial ... lagi-lagi hadirmu membuat ku gagal paham dengan yang namanya perasaan. Karena kata tak lagi bermakna tergantikan emoticon sebagai ungkap emosi fana ...
Ayolah kita mainkan lagi kata ... jangan sampai emoticon ini merampas kemerdekaan kita dalam mendefinisikan perasaan. Sehingga 'Aku Cinta Kamu' hanya berwujud gambar hati tertusuk panah.
Ah... saya gagal move on di era maju ini ... saya tampaknya terlambat memaknai hidup konvensional dimana perasaan harus berungkap kata dalam surat cinta. Saat bahagia harus didefinisikan dalam rangkai kata panjang bak untaian intan permata ... saya terlambat hingga harus mendapati hidup dalam jajaran emoticon kuning yang lama kelamaan membuat saya hampa jiwa.
Tak lagi ada kejujuran dalam ungkapan perasaan ... cukup dimainkan tarian jempol ... amarah terpendam pun bisa berubah jadi gelak tawa bak berada di surga.
Oh Tuhaaaaaaaan .... memang betul akhirnya AyatMu menjadi penyelamat hati orang-orang perindu surga. Karena mereka yang merindu surga tak akan pernah mau mengganti duka menjadi canda.
Demikian
Payakumbuh, 26 Maret 2016
Langit mendung mungkin yang membawa kata-kata ini jadi terangkai tak sempurna berbentuk makna. Hanya ada asa ... dan rasa
Mantap tulisannnya...mungkin karena cerminan perasaan jadi bahasanya bgtu terasa mengalir.
BalasHapus