Lagi heboh ya hari ini dengan testimoni. Kali ini bukan testimoni barang dagangan, tapi testimoni tentang ibu masing-masing. Betul betul betul ...? :)
Testimoni saya apa? Hmmmm apa ya... heu. Jujur ga tau harus nulis testimoni apa. Bagi saya mama ya mama. Baik atau buruknya, tetaplah mama. Yang pasti air mata akan menetes jika berjauhan dengannya. Rindu akan membuncah saat hati tak lagi dalam kondisi suka. Udah itu aja.
Saya memang terlalu buruk dalam mengingat kebaikan mama. Karena menurut saya, apa yang dilakukan mama memang seharusnya hal yang harus dilakukan oleh seorang ibu. Ah mama, maafkan anakmu yang tak bisa berkata manis seperti halnya orang-orang yang tengah mama nonton di televisi. Maafkan juga anakmu yang belum bisa mewujudkan mimpi dan harapan mama. Bahkan sering sekali anakmu ini melakukan hal yang menurutmu kurang tepat. Ah sudahlah, maafkan anakmu yang keras kepala ini mama.
....... Bagiku bahasa diam saat ini lebih indah ma. Jika tahun-tahun terdahulu selalu kuukir kata dalam pesan elektronik untuk dikirimkan kepadamu. Namun saat ini ku lebih memilih tuk berucap dalam diam. Kenapa? Karena malu ini terlalu besar ma. Malu tak bisa menjadi sesempurna yang mama harapkan.
Banyak perbedaan ya ma antara mama dan aku. Namun aku yakin perbedaan yang tak jarang berujung konflik ini tak mengurangi rasa cinta mama padaku. Karena perasaan yang dulu tak bisa kuraba itu sekarang bisa dengan nyata kurasakan setelah aku menjadi seorang ibu. Dan benar saja, cinta ibu itu terlalu besar dan kuat untuk dihilangkan dan dikikis.
Ma, testimoni singkat ini biarlah menjadi catatan sejarah saja ya ma. Tak perlu dibacakan. Karena indah hidup hari ini belum tentu kita jumpai dihari esok. Jadi biarlah tulisan ini hadir ketika esok memang butuh energi indah dari tulisan ini, meskipun hanya bisa menghibur sedikit dari hidup mama. Jikapun tak pernah dibaca, biarkanlah semua menjadi doa.
Semoga mama menjadi ibu yang bahagia dunia akhirat. Maafkan anakmu yang mungkin pernah berkata dusta, keras kepala dan tak mendengar kata. Semoga mama diberikan kehidupan yang barakah dan berakhir khusnul khatimah. Semoga mama didekap penuh cinta olehNya ... Sang Maha Pecinta. Hingga akhirnya kita dipertemukan di surga.
Ah.. semakin kutulis kata, semakin hati ini tertata dalam air mata, tergerus haru ma. Tak tau harus berkata apa karena 27 tahun ku bersamamu terlalu complicated dan tak bisa dijabarkan dengan detail.
Terima kasih mama ... doamu sangat berarti bagiku ...
Payakumbuh, 22 Desember 2015
Dari anakmu
Post Comment
Posting Komentar
Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗